
PENDIDIKAN KARAKTER
Oleh : Resa Riyanti, S.Ag
Pendidikan karakter menanamkan lima nilai :
- Nilai Religius
- Nilai Nasionalis
- Nilai Mandiri
- Nilai Integritas dan Gotong royong
Penguatan Pendidikan Karakter ( character education ) sangat relevan untuk mengatasi berbagai krisis yang melanda negara kita, antara lain:
Krisis moral
- Krisis moral
- Meningkatnya pergaulan bebas
- Maraknya aksi kekerasan pada anak dan remaja
- Meningkatnya kasus pembullyan di sekolah
- Pencurian remaja
- Kebiasaan menyontek
- Penyalah gunaan narkoba dan obat- obatanterlarang
- Meningkatnya ponografi
- Pengrusakan

Pendidikan Karakter
adalah suatu usaha manusia secara sadar dan terencana untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan
Tujuan pendidikan Karakter
adalah untuk membangun bangsa yang tangguh dimana masyarakatnya berakhlak mulia dan untuk mencapai tujuan tersebut maka didalam diri peserta didik harus ditanamkan nlai nilai pembentuk karakter.
Fungsi Pendidikan Karakter
adalah untuk membentuk karakter seseorang peserta didik sehingga menjadi pribadi yang bermoral, beraakhlak mulia, bertoleran, tangguh dan berprilaku baik.
Ada 18 butir nilai pendidikan karakter, antara lain :
religius, jujur, toleransi, disiplin,kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semn, cinta tanah air, semangat kebangsaan, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar akan lebih membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional, Pasal 1 UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah untuk memiliki kecerdasan , kepribadian dan aklhak mulia. Amanat sisdiknas bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insane Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter yang bernafas nilai- nilai luhur bangsa serta agama. Mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang lebih mudah dan berhasil ecara kademis.
Pendidikan Karakter : adalah pendidikan budi pekerti plus yang melibatkan aspek:
- Pengetahuan ( cognitive )
- Perasaan ( feeling )
- Tindakan ( action )
Pendidikan Karakter diharapkan dapat membuat orang senantiasa mau berbuat kebajikan, sehingga tumbuh kesadaran bahwa orang mau melakukan perilaku kebajikan, setelah terbiasa melakukan kebajikan maka akan berubah menjadi kebiasaan. Dasar pndidikan karakter sebaiknta diterapkan sejak usia kanak2. penelitian menunjukkan sekitar 50% kecerdasan orang dewasa terjadi ketika anak berusia 4 th. Peningkatan 30% usia 8 th dan 20% pertengahan atau akhir dasawarsa kedua.
Seyogyanya pendidikan karakter dimulai dari lingkungan keluarga sealanjutnya diberikan pada saat anak masuk lingkungan sekolah terutama sejak play grup. Peran ortu dan guru sebagai ujung tombaknya. Dalam filosofi Jawa guru adalah sosok yang digugu dan ditiru.
DAMPAK PENDIDIKAN KARAKTER
- Peningkatan motivasi dan prestasi siswa
- Penurunan perilaku negatif siswa
- Menumbuhkan rasa percaya diri
- Meningkatkan kemampuan bekerja sama, bergaul, berkonsentrasi.
- Meningkatkan rasa empati dan komunikasi
Menurut pendapat Goleman, keberhasilan seseorang, 80% dipengaruhi kecerdasan emosi dan hanya 20% ditentukan kecerdasan otak ( IQ ). Anak yang mengalami masalah dalam kecerdasan emosinya akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya. Apabila tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa.
Sebaliknya anak yang memiliki kecerdasan emosi akan terhindar dari masalah umum yang dihadapi para remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba , miras, perilaku seks bebas dsb.
“ DALAM MERAIH KESUKSESAN, KEMAUAN UNTUK SUKSES HARUS LEBIH BESAR DARI KETAKUTAN DAN KEGAGALAN, BOLEH PASRAH TAPI JANGAN MENYERAH. ”





